Sleeping Aldi

Waktu itu gua disuruh bikin cerpen sama guru b. indonesia... nih cerpennya, emang masih harus banyak direvisi lagi sih... tapi gua mau post dulu yang ini... Nanti kalo versi yang udah direvisinya udah selesai, baru dipost lagi, soalnya lagi males... haha
Nih cerpennya...



Sleeping Beauty Aldi
Hari ini tepat menunjukkan bahwa aku sudah 2 bulan berada di Bandung ini. Dan aku pun mulai terbiasa dengan kehidupanku di Bandung ini. Tapi menurutku hari ini hanyalah hari biasa dalam hidupku. Hari di mana aku menjalankan hidupku yang biasa saja bersama dengan keluarga dan teman-temanku seperti biasa. Oh iya, aku lupa memberitahu namaku. Namaku Aldi, aku hanya seorang anak SMP biasa yang sedang duduk di bangku kelas 1. Oh benar, aku lupa, aku harus cepat-cepat berangkat sekolah dulu, kalau tidak aku bisa telat.

Sekarang waktu sudah menunjukkan jan 5.50 pagi atau lebih tepatnya orang-orang sering bilang jam 6 kurang 10 menit. Pagi sekali kan? Itu karena untuk pulang dan pergi sekolah, aku selalu naik angkot. Karena ayah dan ibuku terlalu sibuk bekerja sehingga tidak bisa mengantar jemputku ke sekolah. Selain itu juga secara kebetulan sekolah tempatku belajar dan bergaul bersama teman-temanku jaraknya cukup jauh dari rumahku.
Oke. Sekarang aku sudah naik angkot. Jadi tinggal menunggu angkot tersebut jalan dan sampai di depan sekolahku. Angkot yang sering aku naiki ini bertuliskan “RIUNG BANDUNG – DAGO” di kaca depan dan belakangnya. Biasanya jam segini suka ngetem di depan masjid. Jadi agak dekat dengan rumahku.
Akhirnya berangkat juga. Angkot ini akan berangkat kalau penumpangnya sudah penuh. Aduh, aku ngantuk nih. Bahaya, kalau sampai ketiduran, bisa-bisa aku kelewatan nih.
 

Dan dia pun tertidur. Hai, aku bukan Aldi, aku adalah narator. Karena Aldi sekarang sudah tertidur, maka aku yang mengambil alih jalan ceritanya. Untuk informasi, sekolah Aldi terletak di Jl. Laswi, dan sekarang angkot masih berada di Jl. Kiara Condong jadi jaraknya masih cukup jauh. Tapi, bersamaan dengan jalannya waktu, angkot itu pun sudah melewati Jl. Laswi dan sudah sampai di Jl. Ir H juanda yaitu di daerah Dago. Dan akhirnya Aldi pun membuka matanya.
 

Tapi, setelah itu dia langsung menutup matanya lagi. Hei! Bangun! Bangun! Akhirnya, berkat bantuanku, Aldi pun terbangun. Dia kaget. Dia tidak tahu dia berada di mana sekarang. Lalu ia bertanya kepada supir angkot. Dan ternyata dia sudah berada di Dago. Jauh sekali dari sekolahnya. Dan ia pun melihat jam tangannya. Dan dia pun terkejut lagi karena waktu sudah menunjukkan jam 7 lebih 15 menit. Karena sang supir angkot melihat Aldi yang panik, ia pun bertanya kepada Aldi, “Mau ke mana, De?”
 

“Saya mau ke sekolah. Tapi sekolahnya sudah kelewatan,” kata Aldi panik.
 

“Memangnya Ade sekolah di mana?” Tanya supir angkot lagi.
 

“Di daerah Laswi,” jawab Aldi
 

“Wah, jauh sekali dari sini,” kata supir angkot.
 

Dan Aldi pun hanya bisa menjawab iya dengan pasrah. Ia masih pusing memikirkan cara pulang. Dan karena pulsa HP-nya habis, ia tidak bisa menelepon ayah dan ibunya untuk minta dijemput meskipun ia tahu bahwa itu percuma. Karena melihat wajah Aldi yang kelihatan sedih, ia pun menyarankan Aldi untuk naik angkot yang jurusannya sama tapi yang arahnya berlawanan, yaitu ke arah Riung Bandung. Lalu, Aldi pun turun dari angkot dengan membayar 4000 rupiah. Setelah itu, ia langsung mencari angkot yang ke arah Riung Bandung.
Ketika ia sedang menunggu, tanpa diduga-duga, ada seorang penjambret yang menjambret seorang anak perempuan. Lalu, penjambret itu lari dan menabrak Aldi sampai terjatuh. Dan ketika ia mengecek saku celananya, dia baru sadar bahwa dompetnya pun diambil oleh si penjambret. Ia pun lari mengejar penjambret itu dan akhirnya ia sampai di tempat gelap. Aneh, padahal masih jam 7 pagi kok sudah gelap. Dia sendiri tidak tahu ia sedang berada di mana. Dengan sedikit rasa takut, ia terus menelusuri jalan yang gelap itu.
Akhirnya ia sampai di sebuah rumah tua yang kelihatannya tidak terurus. Dia pun masuk dan langsung menuju kamar mandi di rumah tersebut untuk buang air karena ia sudah tidak tahan. Dan karena rumah tua itu gelap, ia tidak dapat melihat dengan jelas. Dengan asumsi tidak ada apa-apa, ia menyelesaikan buang air lalu ia cebok. Lalu ia baru sadar bahwa tidak ada air di tempat itu. Dia pun kebingungan, lalu karena rasa takutnya sudah memuncak, ia pun langsuing memakai celananya tanpa cebok terlebih dulu.
 

Lalu, ketika ia hendak keluar rumah itu ia mendengar suara di sebelah telinganya yang sampai membuat bulu kuduknya berdiri. Suara itu berkata, “Jangan sekali-kali bergerak, atau pisau yang ada di depan lehermu ini akan masuk dan menembus lehermu.” Dengan gemetaran dan nada yang kaku karena ketakutan, Aldi pun menjawab iya.

Lalu suara itu berkata lagi, “Mundur ke belakang lima langkah!” Dan Aldi pun menurutinya dengan mundur lima langkah.
 

“Lalu dua belas langkah ke kanan!” kata suara tersebut dengan kasar. Dan Aldi pun lagi-lagi menurutinya.
 

“Duduk!” dengan nada yang kasar dan membentak, suara tersebut menyuruh Aldi untuk duduk dan lagi-lagi Aldi pun menurutinya. Ternyata tempat Aldi duduk adalah sebuah kursi yang cukup empuk tapi sudah bolong-bolong mungkin karena digigiti oleh tikus dan binatang-biantang lain. Lalu, tiba-tiba lampu di rumah itu menyala. Dan ia pun melihat bahwa, ruangan itu berbentuk seperti ruang keluarga yang cukup mewah tapi sayangnya sudah terbengkalai dan kelihatannya sudah tidak dirawat selama berpulu-puluh tahun. Lalu Aldi pun terkejut, ternyata suara yang selama ini ia dengan adalah suara si penjambret. Lalu Aldi mencoba untuk memukul orang itu tapi ia tidak bisa menggerakkan tangannya karena diikat. Si penjambret pun berkata, “Hei! Mau apa kamu ke sini? Apa kamu tidak tahu tempat apa ini?”
 

“Aku ke sini cuma mau mengambil dompetku yang tadi kau ambil! Dan sekalian dompet anak perempuan tadi!” bentak Aldi.
 

“Tidak sopan sekali, apakah yang kamu maksud adalah ini?” kata si penjambret sambil menunjukkan dompet berwarna merah muda bertuliskan “BILLABONG”.
 

“Mana mungkin aku punya dompet seperti itu?! Kau mau menghinaku ya? Tapi kalau yang kau pegang itu dompet anak perempuan tadi berarti ya. Sekarang, mana dompetku?!” bentak Aldi.
 

“Sayang sekali tidak ada. Pagi ini aku hanya berhasil mendapat satu dompet. Jadi, maaf sekali aku tidak bisa membantumu,” kata penjambret itu sambil melempar dompet merah muda tadi ke wajah Aldi.
 

“Rrrrgh!” Aldi pun masih berusaha untuk memukul penjambret itu tapi karena ikatannya kuat, ia tidak bisa menggerakkan tangannya.

***
Sementara itu, pada waktu yang sama, anak perempuan tadi menemukan dompet hitam bertuliskan “QUIKSILVER” dan ia melihat kartu siswa yang ada di dalam dompet itu yang bertuliskan “Renaldi Sitohang”. Dan ia pun melihat fotonya lalu ia pun menyadari bahwa dompet tersebut milik anak laki-laki yang mengejar penjambret tadi. Ia pun melihat ke arah anak laki-laki tadi mengejar penjambret tadi. Tapi ia tidak melihat apa-apa. Ia pun menelepon polisi dengan menggunakan telepon umum yang kebetulan dekat dengannya.

***
Tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul 8 lewat 40 menit. Aldi yang sudah lemas karena berkali-kali mencoba membuka ikatan yang mengikat tangannya akhirnya ia pun hanya bisa pasrah dan bersandar pada kursi tersebut. Dan tanpa sadar ia pun tertidur lagi. Daripada menceritakan Aldi yang sedang tidur, lebih baik menceritakan anak perempuan yang sedang mencari Aldi saja.

***
Setelah setengah jam berlalu, polisi baru datang dan bertanya kepada anak perempuan tersebut ke mana arah penjambret tersebut berlari. Lalu anak perempuan itu dan seorang polisi mencari tempat yang sekiranya mencurigakan dengan menggunakan mobil polisi. Setelah satu jam mencari, mereka berdua menemukan gang sempit yang kelihatannya gelap. Mereka pun masuk ke sana tanpa menggunakan mobil karena tidak cukup. Lalu, mereka menemukan sebuah rumah tua yang gelap. Tapi ada satu ruangan yang lampunya menyala.
Mereka pun langsung masuk ke rumah tua itu dan segera ke tempat yang ada cahayanya itu. Dan yang mereka temukan adalah seorang anak laki-laki yang sedang tertidur di sebuah kursi dengan tangan terikat.
 

“Ini dia! Dia anak laki-laki yang mengejar penjambret itu! Dan ini dompetku!” kata anak perempuan tersebut sambil mengambil dompet yang berada di kaki Aldi.
 

“Wah! Kelihatannya ia telah dibuat pingsan oleh seseorang,” kata petugas polisi yang bersama anak perempuan itu dengan nada serius.
 

“Nggak ah, kayaknya dia hanya tertidur,” kata anak perempuan tersebut. Karena mendengar suara dengkuran dari Aldi, sang polisi akhirnya yakin, bahwa Aldi memang sedang tertidur. Si petugas polisi pun membuka ikatan di tangan Aldi. Lalu, mereka bertiga langsung mencari si penjambret di dalam rumah tersebut. Sambil mencari, sang petugas polisi menghubungi teman-temannya untuk datang ke tempat itu agar si penjambret tidak bisa kabur. Sambil menunggu, mereka bertiga berpencar dan mencari jalan-jalan keluar dari rumah tersebut lalu menjaganya agar si penjambret tidak bisa kabur. Tapi ternyata, jalan keluarnya hanya satu, yaitu pintu masuk. Mereka bertiga pun langsung menuju ke pintu masuk dan menjaganya.
 

Baru setengah jam kemudian polisi datang. Lalu mereka semua berpencar membentuk formasi agar penjambret tersebut tidak bisa kabur. Lalu ada beberapa polisi masuk ke rumah dan 15 menit kemudian keluar lagi dengan menangkap penjambret tadi. Lalu ia pun dibawa ke kantor polisi.
Lalu, polisi yang bersama Aldi dan anak perempuan itu pun mengucapkan terima kasih karena telah membantu polisi menangkap penjahat dan langsung pergi ke kantor polisi mengikuti polisi-polisi yang lain. Anak perempuan itu pun mengembalikan dompet Aldi yang terjatuh lalu memberitahukan namanya, yaitu Nia. Lalu mereka pun saling bertukar nomor telepon dan alamat email agar bisa mengobrol tiap hari.

***
Hai, namaku Aldi. Aku adalah anak SMP yang sedang duduk di bangku kelas satu. Tadinya aku berpikir kalau kehidupanku ini bisa-biasa saja, tapi aku baru sadar bahwa banyak sekali pengalaman-pengalaman menarik di depan sana yang menunggu untuk aku alami.



Kalo mau download klik link di bawah :
cerpen.doc - Microsoft Word 97-2003
cerpen.docx - Microsoft Word 2007

Posted under , |

0 komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Google Translate

Visitor Counter

Yang lagi online

Where are you?

ShoutMix! Chatbox


ShoutMix chat widget
Powered By Blogger

Just me...

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Hi, my nickname here is RenDROID. Yeah, I like to edit and fake my name so just people who know who am I is just people who are close to me. Thank You.

Followers


Recent Comments